KONSEP DASAR GEOGRAFI, SEJARAH,
ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI
A. Pengertian Ilmu Sosial
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang
dari dua cabang utama yakni filsafat alam yang kemudian menjadi dasar ilmu-ilmu
alam atau the natural sciences dan filsafat moral yang kemudian
berkembang ke dalam cabang ilmu-ilmu sosial atau the social sciences.
Norman MacKenzie(1996, dalam Sapriya), merumuskan disiplin ilmu sosial sebagai
“all the academic diciplines which deal with men in their social context”,
artinya semua disiplin akademik yang berkaitan dengan manusia dalam konteks
sosial. Somantri (2001, dalam Sapriya) mengidentifikasi sejumlah karakteristik dari
ilmu-ilmu sosial sebagai berikut.
1.
Berbagai
batang tubuh (body knowledge) disiplin ilmu-ilmu sosial yang
diorganisasikan secara sistematis dan ilmiah.
2.
Batang
tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan
kuat serta dapat diuju tingkat kebenarannya.
3.
Batang
tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial ini disebut juga struktur disiplin ilmu, ada juga yang menyebutnya
dengan fundamental ideas.
4.
Teori
dan generalisasi dalam struktur itu disebut pula pengetahuan ilmiah yang
dicapai lewat pendekatan “konseptual” dan “syntactis”, yaitu
lewat proses bertanya, berhipotesis, pengumpulan data (observasi dan
eksperimen).
5.
Setiap
teori dan generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi, dan diperbaiki untuk
membantu dan menerangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan serta membantu
memecahkan masalah-masalah sosial melalui pikiran, sikap, dan tindakan terbaik.
B. Cabang-cabang Ilmu Sosial
|
Adapun
cabang-cabang utama Ilmu Sosial yaitu:
1.
Antropologi,
mempelajari manusia pada umumnya, dan khususnya antropologi budaya, yang
mempelajari segi kebudayaan masyarakat. Para ahli antropologi dapat dibedakan
ke dalam beberapa spesialisasi.
2.
Ekonomi,
mempelajari produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat. Ilmu sosial
ekonomi bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi dibagi ke dalam 2
bidang utama. Ekonomi makro dan ekonomi mikro.
3.
Geografi,
mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di
atas permukaan bumi. Geografi dibagi dalam 2 spesialisasi pokok : geografi
fisik dan geografi budaya atau manusia.
4.
Hukum,
mempelajari sistem aturan yang telah dilembagakan.
5.
Linguistik,
mempelajari aspek kognitif dan sosial dari bahasa.
6.
Pendidikan,
mempelajari masalah yang berkaitan dengan belajar, pembelajaran, serta
pembentukan karakter dan moral.
7.
Politik,
mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk negara).
8.
Psikologi,
mempelajari tingkah laku dan proses mental.
9.
Sejarah,
mempelajari masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia.
10.
Sosiologi,
mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia di dalamnya.
C. Konsep Dasar Ilmu Sosial
Cabang Geografi
Dari asal katanya, geografi
itu berakar dari kata geo berarti bumi, dan graphein berarti
tulisan atau lukisan. Oleh karena itu secara harfiah, geografi itu berarti
lukisan tentang bumi.Geografi berkenaan dengan dunia
nyata.
Geografi itu berhubungan
juga dengan ilmu kealaman, fenomena alam itu mempengaruhi kehidupan manusia dan
bagaimana tindakan manusia memodifikasi, mengubah serta mengadaptasinya. Dengan
demikian, pada konsep geografi ini terungkap hubungan saling mempengaruhi
antara fenomena alam di tempat-tempat tertentu dengan perilaku serta tindakan
manusia. Menurut rumusan geografi Indonesia pada seminar dan Lokakarya Nasional
Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi di Semarang 1988, sebagai berikut:
“Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer
dengan sudut pandang lingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan”.
Berdasarkan definisi geografi tadi, jelas bahwa yang menjadi objek studi
geografi adalah geosfer yaitu permukaan bumi yang merupakan bagian dari bumi
yang terdiri atas atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan, kulit
bumi), hidrosfer (lapisan air, perairan), dan biosfer (lapisan kehidupan). Pada
konsep ini, geosfer atau permukaan bumi tadi ditinjau dari sudut pandang
kewilayahan atau lingkungan yang menampakkan persamaan dan perbedaan
fenomenanya (udara, batuan, perairan, kehidupan). Konsep- konsep Geografi adalah sebagai
berikut:
1.
Lokasi.
2.
Jarak,
yaitu panjang antara dua tempat. Terdiri antara atas :
a.
Jarak
Mutlak, satuan panjang yang diukur dengan kilometer.
b.
Jarak
Relatif, jarak tempuh yang menggunakan satuan waktu.
3.
Keterjangkauan,
menyangkut ketercapaian untuk menjangkau suatu tempat, sarana apa yang
digunakan, atau alat komunikasi apa yang digunakan dan sebagainya.
4.
Pola,
berupa gambar atau fenomena geosfer seperti pola aliran sungai, pola pemukiman,
lipatan patahan dan lain-lain.
5.
Morfologi,
menunjukkan bentuk muka bumi sebagai hasil tenaga endogen dan eksogen yang
membentuk dataran rendah, dataran tinggi dan pegunungan.
6.
Aglomerasi,
pengelompokan fenomena di suatu kawasan dengan latar belakang adanya
unsur-unsur yang lebih memberi dampak positif.
7.
Nilai
Kegunaan, manfaat yang diberikan oleh suatu wilayah di muka bumi pada makhluk
hidup, tidak akan sama pada semua orang.
8.
Interaksi
Interdependensi, keterkaitan ruang antara satu dengan yang lain, misalnya
interaksi antara desa dengan kota.
9.
Diferensiasi
Area, daerah-daerah yan terdapat di muka bumi berbeda satu sama lain. Dapat
dicermati dari corak yang dimiliki oleh suatu wilayah dengan wilayah yang
lainnya.
10. Keterkaitan keruangan, hubungan antara
penyebaran suatu unsur dengan unsur yang lain pada suatu tempat.
D. Konsep Dasar Ilmu Sosial
Cabang Sejarah
Sejarah
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang menelaah tentang asal usul dan
perkembagan serta peranan masyarakat di masa lampau berdasarkan metode dan
metodologi tertentu. Sejarah dapat diartikan sebagai riwayat tentang masa
lampau atau suatu bidang ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan menuturkan
riwayat masa lampau tersebut sesuai dengan metode-metode tertentu yang dapat
dipercaya (Sutiyah, 1991: 30). Dengan demikian, maka riwayat masa lampau
sebagai objek studi sejarah akan berkaitan dengan suatu peristiwa kehidupan
manusia yang menyangkut segala bentuk dan aspeknya. Bila Geografi merupakan
petunjuk di mana peristiwa itu terjadi maka Sejarah mengungkapkan kapan
terjadinya. Dalam penuturan sejarah, peristiwa tersebut diurutkan sesuai
periodesasi atau waktunya secara kronologis. Analisa sejarah tentang suatu
gejala dan suatu peristiwa akan didapatkan sebuah gambaran tentang hal tersebut
pada masa yang akan datang. Sehingga terdapat perkiraan dan perhitungkan
kecenderungannya di masa yang akan datang.
Peristiwa
masa lampau tidak akan mungkin terulang kembali. Apa yang telah terjadi, telah
menjadi fakta sejarah. Sebagai suatu kesadaran, kita wajib waspada terhadap
pengalaman sejarah yang membawa suatu kesejahteraan atau kehancuran bagi
kehidupan umat manusia. Suatu makna yang berharga, dengan mempelajari peristiwa
dan pengalaman masa lampau manusia akan mampu belajar dari kesalahannya.
Sejarah
sebagai bidang ilmu sosial, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter
dirinya, dan yang dapat dibina pada diri kita masing-masing, terutama pada diri
peserta didik. Konsep-konsep dasar sejarah meliputi:
1.
Waktu, peristiwa itu tidak
dapat dikatakan sebagai fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu
terjadinya, terutama waktu yang menunjukkan waktu masa lampau
2.
Dokumen, merupakan data
penting yang mencatat terjadinya peristiwa sejarah dan manusia akan mampu
mempelajari sejarahmya kembali melalui dokumen sejarah.
3.
Alur peristiwa, suatu
rentetan peristiwa atau rentetan pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan
urutan waktu terjadinya. Atau dengan ungkapan konsep yang lain yaitu kronologi
peristiwa atau pengalaman sejarah masa lampau.
4.
Kronologi, mengungkapkan
dinamika peristiwa atau pengalaman sejarah dari waktu ke waktu yang menunjukkan
perkembangan serta perubahannya.
5.
Peta, menjadi alat bantu
tentang lokasi sesuatu peristiwa itu terjadi
6.
Ruang, bahwa sejarah terjadi
pada suatu tempat atau wilayah
7.
Evolusi, merupakan
pengertian dari peristiwa yang berlangsung lambat dan membutuhkan waktu untuk
dapat terealisasi.
8.
Revolusi, jika suatu
peristiwa itu berlangsung sangat cepat dapat kita sebut revolusi
E. Konsep Dasar Ilmu Sosial Cabang Antropologi
Antropologi berasal dari
kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia"
atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam
pengertian "bernalar", "berakal"). Antropologi mempelajari
manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Secara Etimologi,
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat
suatu etnis
tertentu.. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama,
antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada
masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Kehidupan manusia di
masyarakat atau manusia dalam konteks sosialnya, meliputi berbagai aspek. Salah
satu aspek yang bermakna dalam kehidupan manusia yang juga mencirikan
kemajuannya yaitu kebudayaan. Kebudayaan, akar katanya dari kata buddayah,
bentuk jamak dan buddhi yang berarti budi atau akal (Koentjaraningrat: 1990:9)
Soejono Soekanto: 1990:188). Kata buddhayah dan atau buddhi itu berasal dan
Bahasa Sanskerta. Dengan demikian,
kebudayaan itu dapat diartikan sebagai
“hal-hal yang berhubungan dengan budi dan atau akal”. Kebudayaan tidak hanya
meliputi bahasa, peralatan, industri, seni, ilmu, hukum, pemerintahan, moral,
dan keyakinan kepercayaan saja, melainkan meliputi juga peralatan material atau
artefak yang merupakan penjelmaan kemampuan budaya yang menghasilkan pemikiran
yang berefek praktis dalam bentuk bangunan, senjata, mesin, media
komunikasi,perlengkapan seni, dan sebagainya. Konsep-konsep dasar Antropologi
adalah:
1.
Kebudayaan adalah hasil ciptaan
manusia yang disepakati bersama, untuk kepentingan bersama, dan dilaksanakan
dengan memperhatikan norma yang berlaku.
2.
Tradisi, kebiasaan
turun-temurun, sukar untuk terlepas dari masyarakat. Namun karena pengaruh
komunikasi dan informasi yang terus-menerus melanda kehidupan masyarakat,
tradisi tadi mengalami pergeseran. Paling tidak fungsinya berubah bila
dibandingkan dengan maksud semula.
3.
Pengetahuan, hal yang
diperoleh oleh manusia dalam kehidupannya melalui panca indra manusia.
4.
Ilmu, suatu tindakan sadar
manusia dengan tujuan untuk meraih pemahaman dari apa yang diteliti dan
dilakukannya. Tidak semua pengetahuan itu ilmu.
5.
Teknologi, teknologi
merupakan ciptaan manusia yang bertujuan untuk memajukan peradaban manusia,
teknologi mempengaruhi bagaimana peradaban manusia berubah dari waktu ke waktu.
6.
Norma, nilai-nilai yang
mengatur, membatasi dan menjaga keserasian hidup bermasyarakat.
7.
Seni ialah hasil cipta rasa
manusia yang bermanfaat bagi masyarakat dan sulit untuk ditiru oleh orang lain.
8.
Bahasa, merupakan suatu alat
dalam masyarakat yang berguna dan mampu menyampaikan pesan antar orang satu
dengan lainnya.
9.
Lambang, suatu bentuk
tertentu yang mampu menyatakan hal tertentu dan memiliki maksud tertentu dari
hal yang diwakilinya.
Macam-macam disiplin
ilmu Antropologi:
1. Paleontropologi
Merupakan ilmu
tentang asal usul terjadinya evolusi makhluk manusia dengan mempergunakan bahan
penelitian melalui sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia
zaman ke zaman yang tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat dengan berbagai
penggalian.
2. Antropologi Fisik
Merupakan bagian ilmu antropologi yang
mempelajari suatu pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk
manusia jika dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, baik lahir (fenotipik),
seperti warna kulit, warna dan bentukrambut, indeks tengkorak, bentuk muka,
warna mata, bentuk hidung, tinggi badan, dan bentuk tubuh maupun sifat bagian
dalam (genotipik), seperti golongan darah dan sebagainya. Manusia di
muka bumi ini terdapat beberapa golongon berdasarkan persamaan mengenai
beberapa ciri tubuh. Pengelompokan seperti itu dalam ilmu antropologi
disebut ras.
3. Ethnolinguistik atau Antropologi
Linguistik
Suatu ilmu yang berkaitan erat dengan ilmu
antropologi, dengan berbagai metode analisis kebudayaan yang berupa daftar
kata-kata, pelukisan tentang ciri dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa
suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi. Dari bahan ini telah
berkembang ke berbagai macam metode analisis kebudayaan, serta berbagai metode
untuk menganalisis dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan.
Semua bahan dan metode tersebut sekarang telah terolah, juga ilmu linguistik
umum. Walaupun demikian. Ilmu etnolinguistik di berbagai pusat ilmiah di dunia
masih tetap berkaitan erat dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan bagian
dari antropologi.
4. Prehistori
Merupakan ilmu tentang perkembangan dan
penyebaran semua kebudayaan manusia sejak sebelum manusia mengenal tulisan dan
huruf. Dalam ilmu sejarah. Seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat
manusia, yaitu kira-kira 800.000 tahun yang lalu hingga sekarang, dibagi
menjadi dua bagian, yaitu masa sebelum mengenal tulisa atau huruf, dan masa
setelah mengenal tulisan atau huruf. Subilmu prehistori ini sering disebut ilmu
arkeologi. Di sini ilmu arkeologi sebenarnya adalah sejarah kebudayaan zaman
prehistori.
5. Ethnologi
Merupakan bagian ilmu antropologi trntang
asas-asa manusia, mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat
dari bangsa-bangsa tertentu yang tersebar di muka bumi ini pada masa sekarang.
Belakangan ini, subilmu etnologi telah berkembang menjadi dua aliran. Aliran
pertama menekankan pada penelitian diakronik yang disebut descriptive
integration. Sedangkan aliran kedua yang menekankan penelitian sinkronik dinamakan
penelititan generalizing approach (Koentjaraningrat, 1987: 31).
F. Konsep Dasar Ilmu Sosial Cabang Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin
yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini
dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours
De Philosophie Positive" karangan Auguste Comte
(1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya
sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat
adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan
bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku
masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang
dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu,
sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil
pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara,
dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.
Kita dapat mengamati dan menghayati
sendiri, bahwa sejak lahir telah berhubungan dengan orang atau pihak lain,
paling tidak dengan ibu dan anggota keluarga lainnya. Pada perkembangan dan
pertumbuhan individu itu selanjutnya, hubungan dengan pihak lain itu tidak lagi
hanya terbatas dalam keluarga, melainkan telah menjangkau teman sepermainan,
para tetangga, dan demikian seterusnya. Hubungannya pun tidak sepihak melainkan
timbal balik. Atau dengan perkataan lain,terjadi interaksi antara seorang
individu dengan pihak lainnya. Oleh karena itu, interaksi tadi, kita konsepkan
sebagai interaksi sosial. Ilmu sosial yang secara khusus mempelajari “interaksi
sosial” ini disebut sosiologi. Oleh karena itu, Brown & Brown (1980:35)
mengemukakan: “Sosiologi secara kasar dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah
tentang interaksi umat manusia”. Sedangkan Frank H. Hankins (Fairchild, H.P.
dkk.: 1982:302) Iebih rinci mengemukakan: Sosiologi yaitu studi ilmiah tentang
fenomena yang timbul dari hubungan kelompok umat manusia. Studi tentang manusia
dan lingkungan insaninya dalam hubungan satu sama lain. Aliran sosiologi yang
berbeda menentukan penekanan yang bervariasi berkenaan dengan faktor-faktor
yang berhubungan, sebagian menekankan hubungan pada hubungan di antara mereka
sendiri seperti interaksi, assosiasi dan seterusnya, sedangkan aliran yang Lain
menekankan pada umat manusia dalam hubungan sosialnya, memfokuskan perhatian
kepada hubungan sosial dalam berbagai peranan dan fungsinya.
Meskipun di antara dua konsep itu
secara gradual perbedaan, bahkan pada konsep yang dikemukakan oleh Hankins juga
dikemukakan berbagai penekanan yang berbeda dalam telaahan sosiologi itu, namun
kita dapat menarik garis persamaan berkenaan dengan hubungan sosial, baik
ditinjau sebagai interaksi sosial, assosiasi sosial, ataupun melihat umat
manusia dalam hubungan sosialnya. Namun yang sudah pasti, semuanya itu
memperhatikan manusia yang tidak terisolasi menyendiri, melainkan memperhatikan
umat manusia dalam hubungan sesamanya. Atau dengan perkataan lain, sosiologi
itu mempelajari manusia dalam konteks sosial yang melakukan interaksi
sesamanya. Sesuai dengan sifat manusia yang dinamis, sudah pasti interaksi
sosialnya juga mengalami perkembangan dan perubahan. Akibat keseluruhannya
terjadi proses sosial dan perubahan sosial. Dalam proses sosial tersebut,
terutama bagi manusia yang lebih belia, terjadi proses yang dikonsepkan sebagai
sosialisasi. Pada tahap-tahap selanjutnya, proses sosial dan perubahan sosial
yang terjadi di masyarakat tersebut menyebabkan terjadinya kemajuan. Pada
keadaan yang demikian, terjadi apa yang dikonsepkan sebagai modernisasi.
Atas pembahasan singkat yang baru
dikemukakan, dapat disimpulakn konsep-konsep dasar Sosiologi sebagai berikut:
1.
Empiris,
yaitu didasarkan pada observasi (pengamatan) dan akal sehat yang hasilnya tidak
bersifat spekulasi (menduga-duga).
2.
Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi
dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan
kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan
hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
3.
Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori
yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori
yang lama.
4.
Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak
mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk
menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan
sebagai berikut:
1. Sosiologi
adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam atau ilmu pasti (eksakta)
karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
2. Sosiologi
termasuk disiplin ilmu kategori, bukan merupakan disiplin ilmu normatif karena
sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya
terjadi.
3. Sosiologi
termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan dalam perkembangannya
sosiologi menjadi ilmu pengetahuan terapan (applied science).
4. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya
yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara
menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
5. Sosiologi
bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari
prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat,
bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
6. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode
yang digunakan.
7. Sosiologi
merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum
yang ada pada interaksi antara manusia.
G. Hubungan Konsep Dasar
Ilmu Sosial Geografi, Sejarah, Antropolgi dan Sosiologi
Konsep
hubungan antara Geografi, Sosiologi, dan Sejarah adalah sejarah merupakan ilmu
yang mempelajari tentang perbuatan manusia sedangkan sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana berinteraksi dengan sesama manusia oleh karena
itu ada kaitannnya antarkeduanya agar kehidupan manusia dapat berjalan dengan
baik. Antropologi adalah ilmu yang terfokus pada sejarah perkembangan,
khususnya perkembangan budaya dan masyarakat yang berada di dalamnya. Menurut
ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan
hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar. Terdapat 3 wujud kebudayaan, yaitu :
1.
Wujud kebudayaan sebagai
suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya
2.
Wujud kebudayaan sebagai
suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
3.
Wujud kebudayaan sebagai
benda-benda hasil karya manusiaSedangkan antropologi bermula dari sejarah
perkembangan budaya maupun masyarakatnya.
Antropologi
melihat masyarakat pedesaan. Sebaliknya, sosiologi melihat masyarakat perkotaan
sebagai objek ilmunya. Antropologi dan sosiologi memiliki tujuan yang sama,
yaitu untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat dan
kebudayaan manusia pada umumnya. Sosiologi menggabungkan data dari berbagai
ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dan
antropologi dapat dihubungkan dengan sejarah, sepanjang kejadian itu
memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup
kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari
kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan
mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor,
prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang.
Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang
kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman
yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu
ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, masalah,
dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat
memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis
sosiologi. sedangkan dengan geografi kaitannya yaitu geografi adalah ilmu yang
mempelajari tentang gejala alam yang ada di sekitar manusia oleh karena itu
dengan adanya ilmu geografi membantu manusia untuk mengetahui tentang letak
geografis bumi,keadaan alam sekitar. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan
wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan
wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode.
Komentar
Posting Komentar