Langsung ke konten utama

PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA

PENGARUH KEBUDAYAAN LUAR
TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA
A.      Kebudayaan Masyarakat Indonesia
Manusia adalah makhluk yang berpikir dan berakal, dengan pikiran itu ia menghasilkan berbagai alat dan cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Segala cara dan alat yang lahir atas akal manusia itu disebut kebudayaan. Tidak satu pun manusia yang hidup tanpa bantuan budaya, dan tidak ada budaya tanpa penciptaan oleh manusia. Budaya adalah ciptaan manusia, tapi budaya menguasai kehidupan manusia, karena itu kebudayaan disebut superorganik. Manusia di suatu tempat pasti memiliki kebudayaan maka menjadi masyarakat. Contoh: manusia membutuhkan makan, apa yang dimakan tergantung kepada lingkungan, bagaimana cara makan seperti pakai tangan, sendok, garpu, duduk tergantung kepada budaya masyarakat (Taneo, 2003: 4.167)
Kebudayaan berbeda antara suatu masyarakat dengan masyarakat lain seperti orang Timor berbeda dengan orang Rote; orang Jawa berbeda dengan orang Sunda; orang Manado berbeda dengan orang Irian Jaya; orang Jakarta berbeda dengan orang Padang, yang walaupun tujuan sama yaitu memenuhi kebutuhan pangan untuk itu kebudayaan merupakan salah satu bagian dari kehidupan sosial kemasyarakatan.
Sebelum masuknya hindu dan budha masyarakat di Indonesia telah memiliki tingkat kemampuan dasar yang patut dibanggakan. Unsur-unsur pokok yang dimiliki masyarakat sebagaimana yang dikemukakakan Dr. Brandes meliputi kemampuan bercocok tanam, wayang, seni gamelan, kepandaian membatik, kemampuan mengolah logam, macapat, perdagangan, pelayaran, astronomi, dan kemasyarakatan (gotong royong).
B.       Pengertian Kebudayaan
73
 
Dalam istilah Inggris, ”budaya” adalah culture, yang berasal dari kata Latin colere yang berarti “mengolah, mengerjakan” terutama mengolah tanah atau bertani (Koentjaraningrat, 2000). Hal ini berarti bahwa budaya merupakan aktivitas manusia, bukan aktivitas makhluk yang lain dan menjadi ciri manusia.
Menurut Margaret Mead (1901-1978) budaya adalah perilaku yang dipelajari dari sebuah masyarakat atau sub kelompok. Ada banyak pengertian mengenai kebudayaan yang dipergunakan. Kluckhohn dan Kroeber mencatat sekitar 175 definisi kebudayaan yang berbeda. Koentjaraningrat mengartikan budaya dalam arti sempit dan luas. Dalam arti sempit budaya itu adalah kesenian (Koentjaraningrat, 2000). Secara luas, Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya.
Di dalam kebudayaan terdapat unsur-unsur kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat unsur-unsur kebudayaan adalah:
1.    Sistem religi.
Semua aktivitas manusia yang bersangkut-paut dengan religi berdasarkan atas suatu getaran jiwa, sehingga suatu benda, suatu perbuatan atau gagasan mendapat nilai keramat (socred value). Misalnya benda-benda pusaka yang dianggap keramat mendapat tempat tersendiri dalam batinnya.
2.    Sistem organisasi kemasyarakatan.
Sistem kemasyarakatan berarti sistem dari hal-hal mengenai masyarakat atau lebih jelasnya sistem-sistem dari bagian-bagian unsur-unsur masyarakat, misalnya sistem perkawinan, sistem keluarga batih, sistem kelompokkelompok sosial.
3.    Sistem pengetahuan
Sistem Pengetahuan yaitu sistem yang dihasilkan berdasarkan kebudayaan yang terdapat dalam kelompok masyarakat tertentu, atau antara pengetahuan alam sekitar, flora, fauna, sifat dan tingkah laku.
4.    Bahasa.
5.    Kesenian.
6.    Sistem mata pencaharian.
7.    Sistem teknologi dan peralatan. (Taneo, 2003: 4.168-169)
Secara garis besar unsur-unsur yang berada di urutan bagian atas merupakan unsur yang lebih sukar berubah daripada unsur-unsur di bawahnya. Namun perlu diperhatikan, karena ada kalanya sub unsur dari suatu unsur di bawahnya lebih sukar diubah dari pada sub unsur dari sutau unsur yang tercantum di atasnya. Misalnya sub-sub unsur hukum waris yang merupakan sub unsur dari hukum (bagian dari unsur sistem dan organisasi kemasyarakatan) lebih sukar berubah bila dibandingkan dengan sub-sub unsur arsitektur tempat pemujaan (bagian dari sub unsur prasarana upacara yang menjadi bagian dari sistem religi).
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa budaya itu berkaitan dengan kata kunci yang mencakup (1) gagasan, (2) perilaku dan (3) hasil karya manusia.
C.      Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasional dibentuk oleh unsur-unsur kebudayaan suku/kebudayaan daerah yang masuk ke daerah kebudayaan lain dan diterima oleh daerah lain tersebut. Di Indonesia, kebudayaan daerah sangat banyak jumlahnya yang tersebar di daerah-daerah. Dalam UUD 1945 pasal 32 beserta penjelasannya dikemukakan bahwa Kebudayaan Nasional adalah kebudayaan daerah yang ada di seluruh wilayah Indonesia, serta berkembang sepanjang sejarah. Kebudayaan dari luar dapat memperkaya kebudayaan nasional. Pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional harus dilakukan bersamasama dengan pembinaan bangsa.
D.      Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha
Masuknya pengaruh india ke Indonesia berjalan lancar dan berkembang dengan baik. Hal ini disebabkan adanya persamaan kebudaayaan antara india dengan Indonesia. Kebudayaan india dengan Indonesia tidak jauh berbeda corak dan ragamnya. Masuknya kebudayaan india ke Indonesia makin memperkaya khazanah budaya Indonesia.
Hubungan Indonesia-India yang telah terjalin berabad-abad membawa dampak antara lain masuknya agama hindu-budha, masuknya bahasa sansekerta dan huruf palawa, munculnya kerajaan-kerajaan bercorak hindu-budha,  munculnya nama berakhiran warman, wilayah perdagangan makin luas dan ramai, perkembangan feodalisme makin cepat, dan kemajuan kebudayaan asli lebih cepat terutama bidang agama.
1.    Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha dalam Bidang Politik.
Beberapa pengaruh yang muncul antara lain berkembangnya kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu dan Budha seperti kutai, tarumanegara, mataram, majapahit dan sriwijaya, munculnya sistem kemaharajaan sehingga seorang pemimpin tidak dipilih dengan demokratis melainkan turun-temurun, munculnya feodalisme (sistem sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yg besar kepada golongan bangsawan; sistem sosial yang mengagung-agungkan jabatan atau pangkat dan bukan mengagung-agungkan prestasi kerja; sistem sosial di Eropa pada Abad Pertengahan yang ditandai oleh kekuasaan yang besar di tangan tuan tanah)
Sebelum terpengaruh kebudayaan Hindu bangsa Indonesia sudah mempunyai susunan masyarakat teratur, antara lain memiliki paham Primus Inter Paras, Primus Inter Paras ini berarti yang pertama dari sesama, misalnya dalam hal penentuan kepala suku. Dengan adanya pengaruh kebudayaan Hindu maka sistem demokrasi Primus Inter Paras diganti dengan sistem kerajaan. Raja dianggap sebagai keturunan dewa, misalnya Raja Mulawarman dianggap titisan dewa Syiwa. Raja Purnawarman sebagai titisan dewa Wisnu, begitu juga Erlangga dianggap titisan Dewa Wisnu. Kedudukan Raja menjadi turuntemurun dan raja menjadi pusat segala-galanya (Taneo, 2003: 4.171).
2.    Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha Bidang Ekonomi
Pengaruh yang paling dominan dalam bidang ekonomi adalah sebagai berikut.
a.    Timbulnya golongan-golongan pedagang, saudagar yang termasuk Kasta Waisya.
b.   Kepulauan Nusantara makin dikenal oleh dunia karena hasil buminya.
c.    Perdagangan innatura mulai berkurang, karena mata uang emas dan perak digunakan sebagai alat pembayaran.
3.    Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di Bidang Sosial.
Adanya sistem kasta yang merubah masyarakat Indonesia yang bercorak demokratis dan bersifat gotong royong. Kasta-kasta itu adalah Kasta Brahmana (para pendeta pimpinan upacara keagamaan), Kasta Satria (para Raja dan Panglima perang). Kasta Waisya (para saudagar, pedagang) dan Kasta Sudra (petani, hamba sahaya dan para budak).
4.    Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha di Bidang Kebudayaan
Pengaruh kebudayaan Hindu ini yaitu di bidang seni bangunan candi, seni sastra dan seni patung.
a.    Bangunan candi
b.    Seni Patung dan Seni Ukir.
c.    Seni Sastra (prosa dan puisi).
E.       Pengaruh Kebudayaan Islam
Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Gujarat (India) yang telah beragama Islam, dari Persia dan Arab.  Pengaruh kebudayaan Islam terlihat dari:
1.    Adanya bangunan-bangunan mesjid.
2.    Bentuk makam.
3.    Perkembangan pendidikan
Pendidikan yang berkembang pada masa kejayaan islam adalah pemilik pondok pesantren. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional yang muncul sejak awal perkembangan islam.
4.    Kesenian
a.       Kaligrafi
b.      Seni pahat
c.       Kesusastraan
F.       Pengaruh Kebudayaan Barat
Masuknya bangsa-bangsa barat di Asia tenggara khususnya di Indonesia pada abad 16 secara bertahap membawa bangsa Indonesia ke dalam lingkungan perdagangan Internasional dan bersamaan dengan itu secara bertahap masuknya kekuasaan asing di Indonesia, yaitu secara berturut-turut bangsa Portugis, Spanyol, Inggris dan kemudian Belanda. Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya terbatas pada kegiatan perdagangan. Namun kemudian dari bangsa-bangsa tersebut tidak saja ingin memonopoli perdagangan, tetapi ingin berkuasa. Mereka menganggap dirinya di atas bangsa Indonesia dalam segala hal (Taneo, 2003: 4.173).
Beberapa pengaruh dari kebudayaan barat antara lain:
1.    Perubahan sikap hidup yang semula mementingkan kehidupan kerohanian, ramah tamah, dan gotong-royong, menjadi materialistis, dan individualistis.
2.    Terbentuknya pusat-pusat pemerintahan: kota propinsi, kota kabupaten, kota distrik. Pusat kota adalah alun-alun yang dikelilingi gedung-gedung penting.
3.    Terdapat dua lapisan sosial, yaitu kaum buruh dan pegawai. Kebudayaan dengan mentalitas pegawai masih mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia sampai sekarang.
4.    Tersebarnya agama Kristen yang disiarkan oleh organisasi-organisasi penyiaran agama (Missie dan Zending). Penyiarannya terutama di daerah yang penduduknya belum terpengaruh Hindu, Budha atau Islam, antara lain Irian Jaya, Maluku Tengah, Maluku Selatan, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Timur dan pedalaman Kalimantan.
5.    Bahasa dan kesenian serta ilmu pengetahuan.
Beberapa dampak positif kebudayaan barat antara lain.
  1. Pola pikir dan sikap masyarakat yang berubah seiringnya dengan globalisasi dan modernisasi yang berkembang di Barat. Mengubah masyarakat menjadi berpikir rasional yang sebelumnya berpikir irasional
  2. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari barat yang memberikan kemudahan bagi masyarakat sekaligus memotivasi masyarakat untuk maju dalam segala hal di kehidupan bermasyarakat.
  3. Perkembangan industri barat dalam memproduksi berbagai alat transportasi dan komunikasi yang canggih yang meningkatkan taraf hifup masyarakat dan mengurangi pengangguran.
Selain dampak positif, budaya barat juga berdampak negatif bagi kebudayaan Indonesia.
  1. Banyaknya produk impor yang menjadikan produk dalam negeri terpinggirkan.
  2. Adanya kesenjangan sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat masyarakat menjadi individu atau sudah tidak lagi butuh pertolongan antar masyarakat. Hal ini memacu adanya individualisme.
  3. Berkembangnya gaya hidup ke barat-baratan, menjadikan hidup bebas. Hal ini yang menyebabkan sudah hilangnya moral atau perilaku yang baik dalam kehidupan bermasyarakat, dan malah menjadikan masyarakat menganut gaya hidup hedonis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEP DASAR GEOGRAFI, SEJARAH, ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI

KONSEP DASAR GEOGRAFI, SEJARAH, ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI A.  Pengertian Ilmu Sosial Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari dua cabang utama yakni filsafat alam yang kemudian menjadi dasar ilmu-ilmu alam atau the natural sciences dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam cabang ilmu-ilmu sosial atau the social sciences . Norman MacKenzie(1996, dalam Sapriya), merumuskan disiplin ilmu sosial sebagai “ all the academic diciplines which deal with men in their social context ”, artinya semua disiplin akademik yang berkaitan dengan manusia dalam konteks sosial. Somantri (2001, dalam Sapriya) mengidentifikasi sejumlah karakteristik dari ilmu-ilmu sosial sebagai berikut. 1.          Berbagai batang tubuh ( body knowledge ) disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan secara sistematis dan ilmiah. 2.          Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan kuat serta dapat diuju tingkat kebenarannya. 3.        

NILAI DAN SIKAP DALAM IPS

NILAI DAN SIKAP DALAM IPS A.       Pengertian Nilai d an Sikap 1.     Nilai Nilai adalah keyakinan, kepercayaan, norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh seseorang ataupun kelompok masyarakat tentang sesuatu (Kosasih Djauhari, 1980:5). Sedangkan menurut Fraenkel (Husein Achmad, 1981:87) nilai menggambarkan suatu penghargaaan atau semangat yang diberikan seseorang atas pengalaman- pengalamannya. Selanjutnya, ia mengatakan nilai itu merupakan standar tingkah laku, keindahan, efisiensi, atau penghargaan yang telah disetujui seseorang, dimana seseorang berusaha hidup dengan nilai tersebut serta bersedia mempertahankannya. Selanjutnya, Koentjaraningrat (1974), mengemukakan bahwa suatu system nilai-budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga masyarakat. Nilai bersifat abstrak. Oleh karena itu, yang dapat dikaji hanya indikator-indikatornya saja yang meliputi cita-cita, tujuan yang dianut seseorang, aspirasi yang dinyatakan, si

KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL, EKONOMI, POLITIK, DAN KETERPADUAN ILMU-ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH

KONSEP DASAR PSIKOLOGI SOSIAL, EKONOMI, POLITIK, DAN KETERPADUAN ILMU-ILMU SOSIAL DALAM PEMECAHAN MASALAH A.       Konsep Dasar Ilmu-ilmu Sosial (Psikologi Sosial) Psikologi sosial adalah bagai badri salah satu bidang ilmu sosial, menurut  Harold A. Phelps (Fairchild, H.P., dkk.: 1982:290) “Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial”. Dengan demikian, objek yang dipelajari oleh psikologi sosial itu seperti telah dikemukakan tadi, meliputi perilaku manusia dalam konteks sosial yang terungkap pada perhatian, minat, kemauan, sikap mental, reaksi emosional, harga diri, kecerdasan, penghayatan, kesadaran, dan demikian seterusnya.  Mengenai psikologi sosial ini selanjutnya, secara singkat Krech, Crutfield dan Ballachey  (1982:5) mengemukakan “Psikologi sosial dapat didefinisikan sebagai  ilmu tentang peristiwa perilaku antar personal”. Dari pernyataan dan kenyataan yang dapat kita amati, antara psikologi sosial dengan sosiologi,